7 laporan keuangan yang paling penting untuk Start Up / UMKM

Start up dan UMKM mengandalkan pelaporan keuangan dalam menetapkan toalk ukur, mengambil keputusan operasional dan mengukur Kesehatan organisasi secara keseluruhan. Namun banyak pemilik bisnis yang kewalahan dengan banyak laporan keuangan yang tersedia. Berikut ini 7 laporan penting yang harus dimiliki oleh bisnis.

  1. Balance Sheet (Neraca)

Neraca merupakan elemen laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan bisnis dalam periode tertentu.

liabilities + Owner’s Equity = Assets

Liabilities terdiri dari kewajiban jangka pendek ( seperti hutang dagang dan pajak ) dan kewajiban Jangka Panjang ( seperti hutang dan pinjaman pribadi ). Sedangkan Owner’s Equity termasuk modal awal dan laba ditahan. Assets terdiri dari asset lancer (kas) dan asset tetap (tanah dan peralatan)

  • Profit & Loss Statement (Laporan Laba & Rugi)

Laporan Laba / Rugi memberikan informasi apakah bisnis memberikan keuntungan atau tidak dalam suatu periode .

Gross Profit – Total Operational Exp= Net Profit

Hal yang perlu di perhatikan persamaan di atas menggunakan gross profit, yang merupakan keuntungan dari penjualan di COGS (HPP).

  • Cash Flow Statements (Laporan Arus Kas)

Laporan Arus Kas adalah laporan yang menginformasikan berapa banyak uang yang masuk dan keluar dari bisnis .Laporan arus kas harus disiapkan setiap bulan karena  ada persediaan yang harus dibeli, dan pengeluaran yang harus dibayar setiap bulannya.

Beginning Cash Balance + Cash Inflows – Cash Outflows = Ending Cash Balance

Laporan arus kas terdiri dari 3 bagian, yaitu laporan kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pembiayaan.

  • Laporan Aging Piutang (AR)

Piutang yang tidak dikelola dengan baik adalah penyebab utama masalah arus kas untuk bisnis kecil, itulah sebabnya sangat penting bagi perusahaan untuk segera mengidentifikasi akun-akun yang menunggak dan pelanggan yang terlambat membayar.

Menolak service yang berjalan atau menolak permohonan pengiriman barang tambahan untuk customer ini, melindungi bisnis dari memburuknya piutang.

Mengkategorikan pituang berdasarkan lamanya waktu jatuh tempo (1-30 hari, 31-60 hari, 61-90 hari, 90+ hari) biasanya mudah dilakukan bisnis secara otomatis dalam system akuntansi yang ada. Menyiapkan laporan ini dengan periode berkala membantu perusahaan mengambil keputusan proaktif untuk mengatasinya.

  • Laporan AR Days (Piutang) VS AP Days (Hutang)

AR Days adalah jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan bisnis untuk mendapatkan pembayaran untuk produk / layanan, sedangkan AP Dasys adalah jumlah rata-rata hari yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar vendor atau pemasok. Rasio antara kedua angka ini menunjukkan ketersediaan uang tunai.

Rasio ini dapat sangat bervariasi berdasarkan industri, jadi penting bagi bisnis untuk membandingkan metrik ini dengan angka historis secara internal dan dengan perusahaan serupa dalam industri yang sama. Menyusun laporan ini secara berkala memberikan gambaran sekilas kepada perusahaan tentang bagaimana rasio berubah dari waktu ke waktu untuk menyesuaikan operasi bisnis.

Bisnis yang memiliki rasio AR Days to AP Days yang buruk dapat memilih untuk mengubah syarat pembayaran untuk pelanggan dan / atau bekerja dengan vendor untuk mengamankan opsi pembayaran yang lebih fleksibel atau mengubah waktu penagihan.

You Run Your Business,

We’ll Do Your Bookkeeping

#UMKMNAIKKELAS #jasapembukuan #jasaaccounting #jasaakuntansi #jasapajak #jasaperpajakan #jasakonsultasiperpajakan #konsultasiperpajakan #konsultanpajak #financialadvisor #financialreport  #accountingservices #taxservices #pembukuanukm #ukm #bisnisukm

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *